Kamis, 05 Mei 2011

 London: Jenis permainan di layar monitor makin bervariasi. Ada game yang menampilkan kekerasan dan ada pula permainan olahraga seperti sepakbola. Video game sepakbola ini kabarnya bisa membuat anak lebih agresif dibandingkan video kekerasan.


Psikolog Dr Simon Goodson dan Sarah Pearson, dari Universitas Huddersfield, menemukan reaksi fisik dan emosional yang lebih kuat saat bermain game sepak bola dibandingkan kekerasan.
Para peneliti mengatakan, saat menyaksikan game kekerasan terkadang mereka seperti ‘mati rasa’ ketika melihat seseorang yang terbunuh di layar. Video game yang menunjukkan “membunuh” seseorang tidak senyata seperti bermain olahraga, dan otak mengakui ini dan tidak bereaksi dengan cara yang sama.
Sebuah permainan sepak bola dipilih karena olahraga menyebabkan emosi yang kuat dan kadang-kadang memicu tindakan kekerasan pada penggemarnya.
Pada penelitian ini, sekitar 40 peserta laki-laki dan perempuan secara acak dialokasikan untuk bermain video game kekerasan atau pertandingan sepak bola. Pengukuran diambil dari detak jantung, pernapasan, dan aktivitas otak sebelum dan selama bermain.
Hasilnya menunjukkan bahwa ‘membunuh’ seseorang dalam permainan kekerasan menyebabkan sedikit aktivitas di otak. Tetapi saat mencetak gol atau pinalti akan menyebabkan aktivitas tingkat tinggi.
“Ada banyak keprihatinan atas efek video game kekerasan dan bagaimana kontribusinya untuk melakukan agresi secara umum,” jelas Goodson.
“Kita semua tahu bagaimana orang bereaksi ketika Inggris bermain di Piala Dunia, dan kami menemukan emosi yang kuat bisa direproduksi dengan memainkan video game sepak bola,” imbuhnya.
“Kami telah menemukan bahwa skenario pertandingan yang memicu kemarahan juga menyebabkan orang menjadi marah dengan sangat cepat dibandingkan dengan menembak,” jelasnya.
Goodson mengakui penelitian ini belum terstruktur untuk menunjukkan apakah agresi bisa meluas ke kehidupan nyata. “Temuan ini tidak dapat secara otomatis diasumsikan bahwa konten kekerasan mengarah langsung ke agresi. Penelitian lebih lanjut harus berusaha untuk mengungkap aspek video game yang dapat menyebabkan respon agresif,” pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar